Jakarta, 16 Juni 2021 - PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (“Perseroan”) mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Rabu, 16 Juni 2021 yang bertempat di kantor pusat Garudafood-Jakarta Selatan. Pelaksanaan RUPST ini diselenggarakan dengan tetap memperhatikan dan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kondisi ekonomi Indonesia yang terkontraksi akibat pandemi Covid-19 berdampak pada kinerja Perseroan. Namun, Perseroan tetap membagikan dividen sebesar Rp18 per saham atau 50,96% dari laba yang diatribusikan ke pemilik induk yang mencapai Rp132 miliar. Pembagian dividen ini tentunya telah mempertimbangkan proyeksi pertumbuhan bisnis Perseroan serta antisipasi risiko yang mungkin terjadi di masa mendatang.
“Tahun 2020 bagi kami merupakan tahun yang menantang akibat pandemi Covid-19 yang menghantam kondisi ekonomi Indonesia. Kondisi ini berimbas pada menurunnya daya beli masyarakat sehinga penjualan produk-produk yang bukan merupakan kebutuhan pokok menjadi jauh lebih menantang. Selain itu, kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat yang diambil oleh hampir semua negara, termasuk Indonesia membuat arus perdagangan barang dan jasa dunia mengalami penurunan,” ujar Hardianto Atmadja, Direktur Utama Perseroan.
“Namun, kami terus berupaya untuk bertahan dengan menerapkan strategi open collaboration, seperti peluncuran produk baru yang inovatif, meningkatkan penjualan melalui jalur distribusi, segmen dan pangsa pasar yang baru, termasuk melakukan akuisisi PT Mulia Boga Raya Tbk yang bergerak di bidang keju olahan dengan merek Prochiz dan TopChiz,” tambah Hardianto Atmadja.
Kinerja Perseroan di sepanjang tahun 2020, menunjukkan adanya tren perlambatan sebagai dampak dari pandemi. Perseroan mencatat adanya penurunan total penjualan di tahun 2020 sebesar 8,6% atau Rp7.711 miliar dibandingkan dengan periode sama di tahun sebelumnya. Sedangkan laba bersih terkoreksi 43,7% menjadi Rp245 miliar dari periode tahun lalu Rp435 miliar. Laba per lembar saham juga ikut turun sebesar 37,7% yakni Rp35,2 dibandingkan tahun sebelumnya.
RUPST juga menyetujui pembelian kembali saham Perseroan (share buyback) sebanyak-banyaknya 1% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dengan alokasi dana maksimum Rp50 miliar yang akan dilakukan secara bertahap paling lambat 18 bulan sejak disetujui dalam rapat. Hal ini dilakukan untuk menjaga stabilitas harga saham Perseroan di tengah kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan.
RUPST ini juga menyetujui rencana Perseroan untuk melakukan penambahan kegiatan usaha utama di bidang Industri Minuman Ringan dan Industri Produk Obat Tradisional Untuk Manusia, penambahan kegiatan usaha penunjang di bidang Pertanian yakni Pertanian Kacang Tanah dan Pertanian Jagung. Di samping itu, menyetujui penambahan bidang usaha untuk anak usaha Perseroan yakni PT Sinarniaga Sejahtera di bidang Perdagangan Besar Alat Laboratorium, Alat Farmasi dan Alat Kedokteran Untuk Manusia, Perdagangan Besar Kosmetik Untuk Manusia, Perdagangan Besar Peralatan dan Perlengkapan Rumah Tangga, Perdagangan Besar Berbagai Barang dan Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya YTDL, Pergudangan dan Penyimpanan, Aktivitas Kurir, Angkutan Multimoda, dan Angkutan Bermotor Untuk Barang Umum.
Hardianto Atmadja, Direktur Utama Perseroan menyebutkan, “Penambahan bidang usaha ini merupakan salah satu bagian dari strategi jangka panjang Perseroan. Tentunya, kami harap strategi ini akan berdampak pada meningkatnya pendapatan Perseroan serta memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.”
Selain itu, hasil RUPST juga menyetujui rencana perubahan pemecahan nilai nominal saham Perseroan (stock split) dengan rasio 1:5 sehingga nilai nominal per saham sebesar Rp20. Stock split bertujuan untuk meningkatkan jumlah unit saham yang beredar serta memperluas distribusi kepemilikan saham melalui penyesuaian harga saham sehingga mencapai trading range yang optimal untuk menjangkau berbagai lapisan investor. Di samping itu, RUPST juga menyetujui pengangkatan Rudi Eko Hartono untuk menjadi Direktur Perseroan menggantikan Rudy Brigianto sebagai Direktur Independen yang telah memasuki masa pensiun. Rudi Eko Hartono saat ini menjabat sebagai Direktur Utama dari PT Sinarniaga Sejahtera, perusahaan terkendali Perseroan.