Depok, 15 Maret 2024 – Warga Kelurahan Jatijajar, Kota Depok yang mengikuti program pemberdayaan masyarakat Garudafood, melakukan panen perdana berupa larva maggot yang dikembangbiakkan secara mandiri di rumah masing-masing warga pada Jumat (15/3/2024). Selama kurang lebih dua pekan, budidaya maggot di lingkungan masyarakat Jatijajar telah menghasilkan 149 kilogram maggot dan berhasil mengurai 1.349 kilogram sampah organik limbah rumah tangga.
Maggot merupakan larva lalat tentara hitam atau black soldier fly (BSF). Ukurannya biasanya antara 0,3 cm sampai 1,5 cm. Maggot atau larva BSF diketahui memiliki nafsu makan yang tinggi, sehingga dapat makan dua kali lebih banyak dari berat badannya per hari. Hal ini membuat budidaya maggot sangat efektif untuk mengurai sampah organik limbah rumah tangga. Berdasarkan penelitian, Maggot mampu mengurai sampah organik dalam waktu dua minggu hingga 20 hari.
Walaupun memiliki bentuk yang serupa dengan belatung, maggot memiliki sejumlah perbedaan dengan belatung. Perbedaan utama terdapat pada jenis lalat itu sendiri, di mana belatung merupakan larva lalat biasa yang kita sering lihat hinggap di tempat kotor atau jorok, sementara maggot merupakan larva lalat BSF. Selain itu, maggot tidak menularkan patogen ke manusia. Jika belatung umumnya berwarna bening, maggot cenderung memliki ciri warna coklat muda. Terakhir, maggot memiliki nutrisi sehingga dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak dan pupuk.
Melalui budidaya maggot di lingkungan warga Jatijajar, setidaknya masyarakat setempat telah membantu mengurangi volume sampah yang biasanya perlu diolah secara konvensional atau dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Menurut data Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok, setiap harinya 900-1000 ton sampah dikirim ke TPA Cipayung, Kota Depok. Budidaya maggot di lingkungan warga Jatijajar hasil binaan Garudafood dan Biomagg dapat menjadi upaya dan langkah nyata dalam mengurangi produksi sampah organik sekaligus memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat.